REKRUTMEN TENAGA KERJA
Merupakan kenyataan bahwa dalam
suatu organisasi selalu terbuka kemungkinan untuk terjadinya berbagai lowongan
dengan aneka ragam penyebabnya. Misalnya, karena perluasan kegiatan organisasi
tercipta pekerjaan-pekerjaan dan kegiatan baru yang sebelumnya tidak dilakukan
oleh para pekerja dalam organisasi. Lowongan pekerjaan juga bisa timbul karena
ada pekerja yang berhenti dan pindah ke organisasi yang lain. Mungkin pula
lowongan terjadi karena ada pekerja yang diberhentikan, baik dengan hormat
maupun tidak dengan hormat karena dikenakan sanksi disiplin. Alasan lain adalah
karena ada pekerja yang berhenti karena telah mencapai usia pensiun. Lowongan
juga bisa pula terjadi karena ada pekerja yang meninggal dunia.
Apapun alasan terjadinya lowongan
dalam suatu organisasi, yang jelas ialah bahwa lowongan itu harus diisi, bahkan
tidak mustahil ada lowongan yang harus diisi dengan segera. Salah satu teknik
pengisiannya adalah melalui proses rekrutmen. Dengan demikian sebagai defenisi
dapat dikatakan bahwa rekrutmen adalah proses mencari, menemukan dan menarik
para pelamar yang kapebel untuk dipekerjakan dalam dan oleh suatu organisasi.
Proses rekrutmen dimulai pada waktu
diambil langkah mencari pelamar dan berakhir ketika para pelamar mengajukan
lamarannya. Artinya, secara konseptual dapat dikatakan bahwa langkah yang
segera mengikuti proses rekrutmen, yaitu seleksi, bukan lagi bagian dari
rekrutmen. Jika proses rekrutmen ditempuh dengan tepat dan baik, hasilnya ialah
ada sekelompok pelamar yang kemudian diseleksi guna menjamin bahwa hanya yang
paling memenuhi semua persyaratanlah yang diterima sebagai pekerja dalam
organisasi yang memerlukannya.
Berbagai langkah yang diambil dalam
proses rekrutmen pada dasarnya merupakan salah satu tugas pokok para tenaga
spesialis yang berkarya dalam satuan organisasi yang mngelola sumber daya
.manusia. Mereka biasanya dikenal dengan istilah pencari tenaga kerja. Dalam
melaksanakan tugas rekrutmen para pencari tenaga kerja mendasarkan kegiatannya
pada perencanaan sumber daya manusia yang telah ditentukan sebelumnya. Perlu
ditekankan bahwa bahwa kegiatan rekrutmen tidak bisa tidak harus didasarkan
pada perencanaan sumber daya manusia karena dalam rencana tersebut telah
ditetapkan berbagai persyaratan yang harus dipenuhi oleh orang-orang yang ingin
bekerja dalam organisasi yang bersangkutan.
Disamping itu proses rekrutmen
perlu dikaitkan dengan dua hal. Pertama,
para pencari tenaga kerja baru perlu mengkaitkan identifikasi lowongan dengan
informasi tentang analisis pekerjaan yang telah dibahas dalam BAB III, karena
informasi tersebut mengandung hal-hal penting tenatng tugas apa yang akan
dilakukan oleh para tenaga kerja baru yang berhasil dicari, ditemukan,
diseleksi dan dipekerjakan. Kedua, komentar para manager yang
kelak akan membawahi tenaga kerja baru itu harus diperhatikan, bahkan
dipertimbangkan dengan matang.
Artinya, dengan mendasarkan pada
rencana sumber daya manusia, preferensi para menager, informasi tentang
analisis pkerjaan dan komentas para manager, para pncari tenaga kerja akan
memiliki gambaran yang lengkap tentang tuntutan pekerjaan yang harus dipenuhi
oleh tenaga kerja baru itu. Dengan demikian para pencari tenaga kerja akan
dapat memahami dan menentukan secara tepat metode rekrutmen yang bagaimana yang
akan dilakukan. Jika para pencari tenaga kerja mampu memilih metode rekrutmen
yang tepat, hasilnya adalah terjaringnya sekelompok pelamar yangn diaanggap
paling memenuhi berbagai persyaratan untuk mengisi berbagai lowongan yang
terdapat dalam organisasi. Penekanan ini penting karena merupakan kenyataan
pula bahwa para pencari tenaga kerja baru belum tentu selalu memahami
persyaratan teknis yang diperlukan karena, meskipun para pencari tenaga kerja
baru itu memang ahli dalam semua segi proses rekrutmen, belum tentu mereka ahli
pula dalam segi-segi teknikal dari semua jenis pekerjaan yang terdapat dalam
organisasi.
BERBAGAI KENDALA DALAM REKRUTMEN
Kiranya perlu ditekankan terlebih
dahulu bahwa dalam menjalankan tugasnya mencari calon-calon pegawai, para
pencari tenaga kerja suatu organisasi harus menyadari bahwa mereka menghadapi
berbagai kendala. Berbagai penelitian dan pengalaman banyak orang dalam hal
rekrutmen menunjukan bahwa kendala yang biasa dihadapi itu dapat mengambil tiga
bentuk, yaitu kendala yang bersumber dari organisasi yang bersangkutan sendiri,
kebiasaan para pencarai tenaga kerja sendiri dan factor-faktor eksternal yang
bersumber dari lingkungan dimana oerganisasi bergerak.
Faktor-faktor Organisasional
Dapat dipastikan bahwa berbagai
kebijaksanaan yang ditetapkan dan diberlakukan dalam suatu organisasi
dimaksudkan agar organisasi yang bersangkutan semakin mampu mencapai berbagai
tujuan dan sasarannya.
Kebijaksanaan Promosi dari dalam.
Jika dalam suatu organisasi dianut kebijaksanaan bahwa dalam hal terjadinya
lowongan, lowongan itu diisi oleh para pekerja yang sudah menjadi karyawan
organisasi, tentunya para pencari tenaga kerja tidak usah lagi berpaling ke
sumber-sumber tenaga kerja di luar organisasi. Dewasa ini makin banyak organisasi
yang menganut kebijaksanaan “promosi dari dalam” ini. Memang tidak dapat
disangkal bahwa kebijaksanaan seperti itu mengandung segi-segi positif, paling
tidak dipandang dari sudut kepentingan para pekerja. Dengan kebijaksanaan, para
pekerja dapat meningkat semangat kerjanya karena prospek karirnya yang semakin
cerah, makin banyak “anak tangga” dalam hierarki organisasi yang mungkin
dinaiki yang pada gilirannya meningkatkan kepuasan kerja, loyalitas kepada
organisasi dan mengurangi keinginan pindah ke organisasi lain.
Kebijaksanaan Tentang Imbalan.
Setiap organisasi tentunya mempunyai kebijaksanaan tentang upah dan gaji yang
diberikan kepada karyawannya sebagai imbalan atas waktu, tenaga, keahlian dan
kentrampilan serta jasa-jasa lainnya yang mereka berikan kepada organisasi.
Dalam merumuskan kebijaksanaan
organisasi tentang system imbalan bagi para karyawannya, empat hal biasanya
dipertimbangkan.
Pertama : Kepentingan para anggota
organisasi yang dalam banyak hal tercermin dalam kesepakatan antara serikat pekerja dengan manajemen.
Memperhatikan kepentingan para pekerja sangat penting artinya karena dengan
demikian hubungan industrial antara para pekerja dengan manajemen dapat
terpeliharan dalam suasana keserasian.
Kedua : Kemampuan oerganisasi yang
bersangkutan memberikan imbalan pada tingkat tertentu. Mempertimbangkan
kemampuan organisasi juga menjadi sangat penting karena dua alasan utama, yaitu
di satu pihak agar para pekerja tidak mengajukan berbagai tuntutan yang diluar
organisasi untuk memenuhinya betapapun besarnya hasrat atau keinginan untuk
memenuhinya. Dipihak lain jangan sampai manajemen berusaha memberikan imbalan
seminimum mungkin padahal kemampuan untuk memberikan imbalan yang lebih memadai
sebenarnya ada.
Ketiga : Keharusan menaati berbagai
peraturan perundang-undangan. Di semua Negara, yang sudah maju maupun yang
sedang berkembang, selalu ada berbagai peraturan perundang undangan yang
diterbitkan oleh instansi yang tugas fungsionalnya mengatur pengelolaan sumber
daya manusia. Semua jenis organisasi berkewajiban menaati berbagai ketentuan
normative tersebut seperti misalnya menyangkut upah minimum, larangan
mempekerjakan anak-anak, hak cuti karyawan, perlakuan yang sama antara karyawan
dan karyawati, jam kerja, keselmatan kerja dan lain sebagainya.
Keempat : Pertimbangan lokasi.
Praktek pengupahan dan penggajian di satu kawasan tertentu juga dapat merupakan
bahan pertimbangan. Bentuk nyata bahan pertimbngan itu adalah dalam hal
pemberian tunjangan kemahalan dan sejenisnya berdasarkan indeks biaya hidup
yang dikeluarkan oleh aparat pemerintah yang menangani hal tersebut.
Kebijaksanaan di bidang kompensasi
ini dapat menjadi kendala bagi para pencari tenaga kerja baru dalam arti bahwa
mereka hanya dapat menawarkan tingkat penghasilan tertentu kepada para pelamar
berdasarkan kebijaksanaan yang berlaku bai organisasi. Menawarkan tingkat
kompensasi yang lebih tinggi dari yang ditetapkan dalam kebijaksanaan
organisasi tentunya tentu tidak mungkin dan tidak boleh dilakukan.
Kebijaksanaan Tentang Status
Kepegawaian. Yang dimaksud dengan kebijaksanaan tentang status kepegawaian
ialah ketentuan tentang apakah para pegawai harus bekerja penuh bagi
oerganisasi ataukah dimungkinkan bekerja separuh waktu. Jika status kepegawaian
adalah pegawai purna waktu, berarti organisasi tidak akan merekrut pegawai
separuh waktu dan juga tidak akan membenarkan karyawannya bekerja ditempat
lain, meskipun pada waktu seggangnya.
Rencana Sumber Daya Manusia. Suatu
rencana sumber daya manusia biasanya memberi petunjuk tentang lowongan yang
bagaimana sifatnya yang didisi melalui promisi dari dalam dan lowongan yang
bagaimana akan diisi melalui rekrutmen tenaga kerja dari luar. Rencana demikian
sudah tentu mebatasi langkah dan tindakan yang mungkin ditempuh oleh para pencari
tenaga kerja karena bagaimanapun juga apa yang telah ditetapkan dalam renacana
harus dipatuhinya.
Kebiasaan Pencari Tenaga Kerja
Pada satuan kerja yang mengelola
sumber daya manusia terdapat sekelompok pegawai yang tugas utamanya adalah
melakukan rekrumen. Mereka adalah tenaga spesialis yang memahami berbagai segi
rekrutmen. Sebagai tenaga spesialis diharapkan bahwa mereka yang sering pula
dikenal sebagai pencari tenaga kerja itu, mampu bertindak dan berpikir
rasional.
Kondisi Exsternal (Lingkungan)
Dapat dikatakan secara katerogikal
bahwa tidak ada satupun organisasi yang boleh mengabaikan apa yang terjadi
disekitarnya. Artinya dalam mengelola organisasi, factor-faktor exsternal atau
lingkungan harus selalu mendapat perhatian. Juga dalam hala merekrut tenaga
kerja baru. Beberapa contoh dari factor-faktor exsternal yang perlu
diperhitungkandalam proses rekrutmen adalah sebagai berikut :
1.
Tingkat Pengangguran.
2.
Kedudukan Organisasi Pencari Tenaga Kerja Baru
3.
Langka Tidaknya Keahlian atau Keterampilan Ternatentu
4.
Proyeksi Angkatan Kerja Pada Umumnya
5.
Peraturan Perundang-undangan di Bidang Ketenagakerjaan
BERBAGAI SUMBER REKRUTMEN
Agar para pencari tenaga kerja baru
dapat melaksanakan tugasnya dengan efisien, ekonomis dan efektif, mereka perlu
mengetahui atau mengenali berbagai sumber rekrutmen yang mungkin digarap
meskipun benar bahwa mungkin saja tidak semua sumber tersebut perlu selalu
digarap. Perlu tidaknya menggarap sumber-sumber tertentu tergantung antara lain
pada jenis dan jumlah tenaga kerja baru yang hendak direkrut.
Pelamar Langsung
Pengalaman
menunjukan bahwa salah satu sumber rekrutmen yang selalu dapat dimanfaatkan
adalah datangnya para pelamar pekerjaan ke organisasi. Pelamar langsung ini
sering dikenal dengan istila “applications at the gate”. Artinya para pencari
pekerjaan dating sendiri ke suatu organisasi untuk melamar, ada kalanya tanpa
mengetahui apakah di organisasi yang bersangkutan ada atau tidak ada lowongan
yang sesuai dengan pengetahuan, keterampilan atau pengalaman pelamar yang bersangkutan.
Lamaran Tertulis
Sumber lain yang wajar
dipertimbangkan adalah lamran tertulis yang dikirimkan oleh para pelamar.
Sebagaimana halnya dengan lamaran langsung, para pelamar yang mengirimkan
lamarannya secara tertulis mungkin hanya mencoba saja tanpa mengetahui secara
pasti apakah dalam organisasi yang menjadi alama lamarannya ada lowongan atau
tidak.
Lamaran Bedasarkan Informasi Orang Dalam
Biasanya para anggota suatu
organisasi mengetahui da tidaknya lowongan diberbagai satuan kerja dalam organisasi
diamana mereka berkarnya. Karena mereka adalah “orang dalam”, pengetahuan
mereka tenatang lowongan yang tersedia dapat dikatakan lengkap yang mencakup
berbagai hal, seperti :
·
Sifat pekerjaan yang harus dilakukan
·
Persyaratan pendidikan dan pelatihan
·
Pengalaman kerja
·
Imbalan yang diberikan
·
Status dalam hierarki organisasi
Iklan
Pemasangan iklan merupakan salah
satu jalur rekrutmen yang paling sering dan paling banyak digunakan. Iklan
dapat dipasang diberbagai tempat dan menggunakan berbagai media, baik yang
visual seperti media cetak-surat kabar, majalah, selebaran yang ditempelkan di
berbagai tempat yang ramai dikunjungi orang atau yang bersifat audio sepertin
radio, maupun yang bersifat audio visual seperti televise dan lain sebagainya.
Instansi Pemerintah
Disetiap Pemerintahan Negara dapat
dipastikan adanya instansi yang tugas fungsionalnya adalah mengurus
ketenagakerjaan secara nasional dengan nama apapun instansi tersebut dikenal,
seperti Depertemen Tenaga Kerja, Departemen Perburuhan, Departemen sumber Daya
Manusia atau nomenkletur lain dengan cakupan tugas yang sejenis.
Salah satu aktivitas instansi
seperti itu adalah membina kerjasama dengan berbagi instansi lainnya
dilingkungan pemerinthan dan dengan dunia usaha. Kerjasama tersebut dapat
berwujud di satu pihak kesedian para pemakai tenaga kerja meyampaikan informasi
tenatng berbagai lowongan yang tersedia dalam organisasi masing-masing dan
dilain pihak penyampaian informasi tersebut kepada para pencari pekerjaan yang
terdaftar pada kantor tenaga kerja yang bersangkutan.
Perusahaan Penempatan Tenaga Kerja
Salah satu perkembangan baru dalam
dunia ketenagakerjaan tumbuh dan beroperasinya perusahaan-perusahaan swasta
yang kegiatan utamanya adalah mencari dan menyalurkan tenaga kerja. Pada mulanya,
perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang ketenagakerjaan tersebut lahir
sebagai pelengkap kantor tenaga kerja milik pemerintah. Dalam perkembangan
selanjutnya pun perusahaan-perusahaan tersebut bekerjasama dengan instansi
pemerintah dimaksud.
Dua keuntungan utama dapat diperoleh
dengan menggunakan jalur ini. Pertama : karena perusahaan seperti
ini bermotifkan pencarian laba, pegawai perusahaan itu pada umumnya berusaha
untuk memberikan pelayanan sebaik dan secepat mungkin kepada pelanngannya. Artinya,
begitu mereka memperoleh permintaan dari pelanngan tertentu, segera pula mereka
mengambil langkah rekrutmen tenaga kerja yang diperlukan dengan berbagai cara
dan teknik. Kedua : dalam rangka usaha memuaskan pelanngannya, perusahaan
penempatan tenaga kerja itu berusaha mencari pelamar yang paling memenuhi
persyaratan yang ditentukan oleh pelangan. Dengan demikian organisasi pemakai
tenaga kerja dapat mengisi lowongan yang tersedia dengan segera oleh pegawai
baru betul-betul memenuhi syarat.
Proses rekrutmen dengan menggunakan
jalur ini bervariasi. Ada
organisasi pencari tenaga kerja yang mempercayakan penyelesaian seluruh proses
rekrutmen itu kepada perusahaan penempatan tenaga kerja sehingga organisasi
pemakai tinggal menerima dan mempekerjakan tenaga kerja yang telah direkrut
oleh perusahaan penempatan tenaga kerja tersebut. Tetapi ada pula organisasi
pemakai yang membatasi proses rekrutmen itu hanya pada penerimaan lamaran dan
skinning calon-calon pegawai untuk selanjutnya diseleksi, dilakukan oleh
organisasi pemakai, suatu kegaiatan yang dipercayakan kepada satuan kerja yang
mengelola sumber daya manusia dalam organisasi yang bersangkutan.
kalau ada yg tidk sesuai mhon d maklumi, soalnya masih blajar juga,,,,, :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar